Candu (1)

Seringkali perokok itu tidak mau berhenti dengan alasan jika tidak merokok, akan merasa gelisah atau tidak tenang. Dengan alasan, dia ingin menggambarkan rokok sebagai sesuatu yang memiliki manfaat, yaitu memberi ketenangan. Padahal, yang dia gambarkan itu sebenarnya adalah kondisi kecanduan. Rasa tidak tenang yang dialami perokok ketika telat merokok itu adalah reaksi tubuh yang sudah bergantung pada asupan nikotin.

Efek tenang yang dirasakan perokok itu asalnya dari nikotin. Ketika pertama kali merokok, zat nikotin itu akan memberi sensasi tenang pada saraf. Namun, setelah terpapar nikotin berulang kali, tubuh perokok akan beradaptasi pada nikotin itu sehingga efek nikotin itu lambat laun tidak terasa lagi. Untuk bisa kembali merasakan sensasi tenang itu, seorang perokok harus menambah dosis nikotinnya. Dengan kata lain, menambah dosis rokoknya. Maka sudah lumrah di kalangan perokok, semakin lama kebiasaan dia merokok, semakin banyak pula konsumsi rokok dia setiap harinya.

Ketika berhenti atau telat merokok, seorang perokok akan mengalami withdrawal atau sakau. Ketika sakau, di antara reaksi fisik yang akan dirasakan perokok antara lain adalah: pusing, mual, kesemutan, batuk, sakit tenggorokan, bertambahnya nafsu makan, susah buang air. Tidak hanya itu. Ada pula reaksi psikis yang dirasakan seperti: mudah cemas, sulit tidur, depresi, dan mudah tersinggung dan marah.

Reaksi-reaksi tadi itu adalah proses tubuh beradaptasi dengan hilangnya zat yang menjadi ketergantungannya. Lamanya proses itu bermacam-macam. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti lamanya kebiasaan merokok, jumlah dosis rokok yang dikonsumsi tiap harinya, dan lain-lain.

Insya Allah bersambung.

#catatanharian#candu